Tuesday, December 25, 2012

Selamat Natal?


Latar belakang…

Setiap menjelang natal, pasti muncul satu debat yang seru. Debat tersebut berkutat dalam isu pengucapan selamat natal bagi orang muslim. Hal ini menjadi menarik karena di satu sisi, ada orang yang percaya bahwa pengucapan selamat natal itu boleh dan perlu karena ia merupakan tanda toleransi. Di sisi lain, ada juga orang yang percaya bahwa pengucapan selamat natal itu haram hukumnya bagi orang muslim. Lucu memang, bagaimana hal sekecil pengucapan ‘selamat natal’ bisa menjadi bahan perdebatan besar.

Sebagai informasi, penulis sendiri berada di pihak orang yang percaya bahwa pengucapan selamat natal itu haram hukumnya. Kepercayaan ini penulis dapat setelah mendengar sebuah ceramah dari ustadz yang kebetulan cukup dekat dengan saya. Jujur, saya tidak begitu mengingat dalil-dalil dibalik pengharaman pengucapan selamat natal bagi orang muslim. Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan mengemukakan pendapat logis pribadi saya mengenai isu ini.

Sebenarnya apa sih esensi pengucapan selamat?

Tahukah anda bahwa Belanda tidak pernah mengucapkan ‘selamat ulang tahun, Indonesia’ pada tanggal 17 Agustus? Alasannya, Belanda memandang bahwa Indonesia baru merdeka setelah Konferensi Meja Bundar tahun 1950. Apabila mereka mengucapkan ‘selamat ulang tahun, Indonesia’ pada tanggal 17 Agustus, maka mereka mengakui bahwa Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Artinya, mereka mengakui bahwa pendudukan mereka di Indonesia pada 1945 – 1950 adalah tindakan ilegal. Berat kan konsekuensinya?

Pesan moralnya adalah, pengucapan selamat memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekedar ‘turut bahagia’. Pengucapan selamat berarti pengakuan mengenai hal yang sedang dirayakan. That’s that. Secara hukum internasional, secara tata bahasa, secara apapun juga kalian mencoba ngeles, itulah makna dari pengucapan selamat.

Terus apa implikasi dari esensi tersebut?

Hari natal adalah hari yang memperingati kelahiran Yesus sebagai anak tuhan. Apabila kita mengucapkan selamat natal, artinya kita mengakui bahwa Yesus merupakan anak tuhan. Dari sudut pandang agama, hal ini termasuk dosa Syirik yang notabene paling besar tingkatannya.

Jadi harus ngapain dong?

Buat orang kristiani, tolong pahami bahwa tidak mengucapkan selamat bukan berarti tidak toleran. Kami toleran kok sama perayaan kalian, kami sayang kok sama kalian, tapi aturan dari sananya emang gak boleh ngucapin. Lagian, kita ngucapin atau gak ngucapin juga ga begitu pengaruh kan sama kinerja Santa Claus?

Buat orang islam, sebaiknya sih enggak ngucapin selamat natal. Tunjukin toleransi kalian dengan cara-cara lain yang enggak beresiko dosa. Tapi kalau dipikir-pikir, kebanyakan orang islam seusia kita tuh kerjanya emang bikin dosa. Kita jarang solat, ga ngejaga khalwat, ngumbar aurat, dan banyak lagi. Jadi kayaknya ga begitu ngaruh juga deh kalau ditambah dosa ngucapin selamat.

No comments:

Post a Comment