Sunday, January 27, 2013

Ulang Tahun: Sebuah Selebrasi Kehidupan


Tradisi merayakan ulang tahun sejatinya merupakan sesuatu yang agak kontroversial. Meskipun sedikit, ada beberapa golongan umat islam garis keras yang berpendapat bahwa perayaan ulang tahun itu hukumnya haram. Perayaan tersebut dinilai sebagai tradisi kaum kafir yang tidak layak untuk diikuti oleh umat Islam. Secara umum, saya tidak setuju dengan pandangan ini, tetapi fenomena ini cukup menarik untuk kita analisis secara historis.

Tradisi ulang tahun sendiri dimulai sejak era paganisme. Zaman dulu, para penganut pagan sangat terobesi dan sangat kagum terhadap kehidupan. Mereka memiliki banyak sekali ritual yang merayakan keajaiban kehidupan. Beberapa ritual yang populer adalah ritual untuk merayakan konsepsi (semua orang di kota diperintahkan untuk berkumpul di satu lapangan dan melakukan ‘konsepsi’ bersama), ritual yang mensimbolisasikan kemenangan kehidupan atas kematian (hari natal –sebuah pohon palem didirikan di rumah-rumah pada hari terpanjang dalam tahun), dan tentu saja ritual ulang tahun itu sendiri.

Tradisi ulang tahun ini menjadi begitu spesial bagi orang Pagan karena zaman dulu, bertahan hidup memang benar-benar sebuah prestasi yang layak dirayakan. Sepanjang waktu mereka senantiasa diintai oleh peperangan, kelaparan, dan penyakit yang siap untuk merenggut nyawa kapan saja. Angka harapan hidup berkisar di angka 30 tahun dan jarang sekali orang yang bisa mencapai usia lanjut. Oleh karena itu, tidak heran apabila setiap tahun yang bisa mereka lalui dengan selamat akan benar-benar dianggap sebagai anugrah dan selalu dirayakan.  

Lalu kenapa Islam kemudian memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap perayaan ulang tahun? Jawabannya sederhana. Berbeda dengan Paganisme yang terobsesi pada kehidupan, agama Islam (dan agama-agama modern lainnya) justru terobsesi dengan kematian. Agama Islam memandang kehidupan sebagai sesuatu yang fana. Hal yang penting menurut Islam adalah apa yang terjadi setelah kehidupan, bukan kehidupan itu sendiri. Selama hidup, kita dianjurkan untuk bersikap zuhud (tidak terobsesi pada dunia) dan mempersiapkan bekal untuk akhirat. Dengan cara pandang seperti ini, tentu saja perayaan kehidupan ala Pagan menjadi sesuatu yang asing dan ‘salah’ bagi Islam.

Kesimpulannya, melabeli perayaan ulang tahun sebagai ‘tradisi orang kafir’ dengan buta adalah pernyataan yang tidak adil. Bagaimanapun juga, perayaan ulang tahun memiliki nilai-nilai yang romantis dan mulia. Meski begitu, sebagai orang Islam kita harus menjaga diri agar perayaan ulang tahun tidak berkembang menjadi sebuah obsesi berlebihan akan kehdupan.

No comments:

Post a Comment